Jalanan diwaktu petang,
Percakapan dikereta,
Naskah yang belum selesai,
Kota Istimewa
Kota Istimewa
Arek Suroboyo
Apel Batu Khas Malang
Ranupani-Ranukumbolo-Kalimati-Arcopodo-Mahameru
Apel Batu Khas Malang
Ranupani-Ranukumbolo-Kalimati-Arcopodo-Mahameru
TOKOH
Kami menanggung suasana yang mengasyikan dengan pesona ketinggian Mahameru (3676mdpl). Masih dengan April dan para pelaku pendakian yang terdiri dari 8 orang dengan sebutan khas masing-masing ( Ajet ; Padik; Aes; Ikeuw; Bumiran; Abah; Tu; Yuk) . Yang kutahu Ajet sudah beristri dan punya seorang pangeran kecil serta Ratu yang begitu ia muliakan. Padik seorang mahaguru yang berburu mahameru sama seperti Aes, mereka datang dengan misi kuat dari dua tahun sebelumnya pernah berhutang belum sampai pada anugerah puncak Mahameru. Bumirah dan Abah adalah sepasang kekasih yang sudah halal baik dimata agama maupun dimata semesta. Tu, ia datang dari kebosanan dengan tekad enjoy in the journey . Ikeuw dan Yuk (its me) sepasang kemungkinan yang berprinsip kuat soal tekad.
Siapapun kami – kami berada disana untuk melindungi diri dari realitas yang ada diluar.
Mendaki, hal yang membentuk keakraban kami, melemparkan kami kedalam kompleksitas yang kami harapkan, mendapatkan pencerahan dari lampu rahasia perjalanan. Kami harus mampu membuka setiap sudut diri kepada orang lain yang kami baru tahu keberadaannya, menelanjangi keasingan agar mampu memantulkan kepercayaan diri, serta berbagi ... bahwa bersama lebih baik ketimbang sendiri.
**
To Travel is To Live
How Do You Go There ?
Kamu hanya tinggal melangkah, setelah kamu mematangkan tekad dan persiapan baik rohani maupun ragawi. Pertama, write ur goal !!! ex. (MT. SEMERU – MAHAMERU – BACKPACKER - 27 APRIL 2018) tidak peduli akan terwujud atau tidak, setidaknya kamu pernah menulis tujuan dan Tuhan pasti tau itu, selama tulisan itu ada, selama itu pula kemungkinan terwujud pasti ada.
*Ada kejadian menarik dari berbagai perencanaan. Di antara 100 rencana, mungkin hanya 1 yang terlaksana, tapi bukankah itu lebih baik dari pada tidak sama sekali. Bahkan 1 rencana menjadi sangat istimewa karena ia menguasai kebahagiaan terbesarmu. Sebelum Mt. Semeru dkk ada rencana lain, musabab kendala yang aneh sehingga tidak bisa terwujud. Pernah ditertawakan karena terlalu banyak rencana dalam hidup ini, tapi kawan ... apa saking sedikitnya rencana mu sehingga kamu menertawai banyaknya rencana orang lain ... ur life isnt my life, hidupi saja hidupmu ...*
Kedua, hal yang paling sensitif dalam bepergian. Badget . Pada bagian ini, aku sulit menalarkannya, toh tiap orang sangat berbeda dalam pengeluaran maupun pemasukan keuangannya. Its my story :
*Februari lalu, setelah turun dari Mt.Sindoro, ada sebuah tekad untuk pendakian selanjutnya. Tekad tersebut dibarengi dengan mencari pemasukan tidak hanya mengandalkan uang saku perbulan semata. Februari akhir dapat job mengolah perpustakaan, hasil uang tersebut digunakan untuk membeli tiket pulang-pergi. Ikeuw dan Yuk menggunakan tipe semi-backpacker, dimana fisik kami harus benar-benar kuat karena perjalanan mondar-mampir. Ya, dari Jogjakarta menuju Surabaya, dari Surabaya menuju Malang, dan sebaliknya. Itulah alur besar yang dilalui, sebaik mungkin menekan badget agar tidak bablas. Akomodasi perjalanan alur besar menghabiskan badget 200k.
Selanjutnya, uang saku bulan berikutnya kami mencoba menabung. Sebagian untuk logistik diatas gunung 100k/orang, logistik perjalanan 100k/orang , simaksi gunung 83k/orang, carter angkot st Malang – Pasar Tumpang 130k/tim, carter jeep tumpang – Ranu Pani 650k/tim untuk satu kali jalan (so, cari orang agar dapat harga murah perorang). Dengan 700k terlihat lumayan aman kan !!!
Pada bagian ini, aku ingin menceritakan hal yang memilukan sebelum badget aman. Karena dibalik suatu bepergian selalu ada kendala. Agak tidak layak diceritakan, yang pasti ku haturkan terimakasih kepada beberapa pihak yang menyelamatkanku dimalam kecelakaan itu, meskipun ada pengeluaran lain yang lumayan besar sebelum pergi. Jadi, berhati-hati lah terhadap godaan iblis yang mengganggu jalannya kebahagiaanmu*
Ketiga, ini penting ! Peralatan. Pada dasarnya aku bukan pendaki, aku hanya senang mendaki, menemukan perjalanan, merasai dingin dan kabut, serta mengukur diri. Alat menjadi sangat penting bagi pendaki. Konyolnya, aku hanya bermodal sugesti agar tidak kedinginan. Peralatan yang terdiri dari SB; Headlamp; Jaket Polar; Baju Hangat; Peralatan Masak; Sepatu Tracking; Sendal; Tenda; Flysheet; Tracking pool; gaiter; kaos kaki; dkk. Itu alat yang tidak boleh di sepelekan, karena nilai fungsi nya sangat terasa apalagi dalam pendakian yang ekstrim.
Ke-empat, ke-Lima, Ke- Enam, ke- Selanjutnya .... Mari melangkah !!!
Basecamp Ranupani lumayan agak terbuka apalagi kalau ditambah ramai pendaki yang lain, lumayan dingin. Beberapa pendaki bahkan mendirikan tenda di Basecamp Ranupani. Berbeda dengan Basecamp Pasar Tumpang yang hangat dan tertutup tetapi tidak begitu luas. Perjalanan dimulai dihari pertama jam 9 semua tim dikumpulkan untuk briefing, ada beberapa kiat-kiat serta himbauan sebelum memulai pendakian. Peraturan pun ditambah demi terjaganya alam dan wilayah konservasi. Setiap carier dan kelengkapan berkas resmi diperiksa demi keamanan dan pertanggungjawaban. Beberapa larangan seperti biasa dalam setiap pendakian yaitu dilarang membawa istri kepala desa setempat tanpa izin, memegang alat pendeteksi aktivitas gunung dipuncak mahameru, bisa-bisa 24 kabupaten mengungsi apabila kita usil, dilarang membawa spidol;tisu basah serta ketidakwarasan lainnya. Begitulah kurang lebih ... Pendakian dimulai dengan doa dan mantra masing-masing.
Kami mendirikan tenda di Ranukumbolo serta Kalimati.
Pada bagian ini, aku ingin menceritakan hal yang memilukan sebelum badget aman. Karena dibalik suatu bepergian selalu ada kendala. Agak tidak layak diceritakan, yang pasti ku haturkan terimakasih kepada beberapa pihak yang menyelamatkanku dimalam kecelakaan itu, meskipun ada pengeluaran lain yang lumayan besar sebelum pergi. Jadi, berhati-hati lah terhadap godaan iblis yang mengganggu jalannya kebahagiaanmu*
Ketiga, ini penting ! Peralatan. Pada dasarnya aku bukan pendaki, aku hanya senang mendaki, menemukan perjalanan, merasai dingin dan kabut, serta mengukur diri. Alat menjadi sangat penting bagi pendaki. Konyolnya, aku hanya bermodal sugesti agar tidak kedinginan. Peralatan yang terdiri dari SB; Headlamp; Jaket Polar; Baju Hangat; Peralatan Masak; Sepatu Tracking; Sendal; Tenda; Flysheet; Tracking pool; gaiter; kaos kaki; dkk. Itu alat yang tidak boleh di sepelekan, karena nilai fungsi nya sangat terasa apalagi dalam pendakian yang ekstrim.
Ke-empat, ke-Lima, Ke- Enam, ke- Selanjutnya .... Mari melangkah !!!
Basecamp Ranupani lumayan agak terbuka apalagi kalau ditambah ramai pendaki yang lain, lumayan dingin. Beberapa pendaki bahkan mendirikan tenda di Basecamp Ranupani. Berbeda dengan Basecamp Pasar Tumpang yang hangat dan tertutup tetapi tidak begitu luas. Perjalanan dimulai dihari pertama jam 9 semua tim dikumpulkan untuk briefing, ada beberapa kiat-kiat serta himbauan sebelum memulai pendakian. Peraturan pun ditambah demi terjaganya alam dan wilayah konservasi. Setiap carier dan kelengkapan berkas resmi diperiksa demi keamanan dan pertanggungjawaban. Beberapa larangan seperti biasa dalam setiap pendakian yaitu dilarang membawa istri kepala desa setempat tanpa izin, memegang alat pendeteksi aktivitas gunung dipuncak mahameru, bisa-bisa 24 kabupaten mengungsi apabila kita usil, dilarang membawa spidol;tisu basah serta ketidakwarasan lainnya. Begitulah kurang lebih ... Pendakian dimulai dengan doa dan mantra masing-masing.
Kami mendirikan tenda di Ranukumbolo serta Kalimati.
Memulai summit pada pukul 23.00 pm – 05.00 pm.
Turun pukul 09.00 pm, lanjut pulang ...
Menikmati Malang ...
Menikmati Surabaya ...
Back to reality ... Jogjakarta
Turun pukul 09.00 pm, lanjut pulang ...
Menikmati Malang ...
Menikmati Surabaya ...
Back to reality ... Jogjakarta
Aku ceritakan apa yang bisa aku katakan.
Aku haturkan terimakasih untuk Rosma dan Agus serta beberapa tempat mondar-mampir.
Maka,
Demi segala harapan yang kau percaya bahwa ia ada,
See u next trip...
Kenangan #Malang
#Ranu Kumbolo
Tanpa unsur karangan; entah dari masa lalunya atau
Lebih kepada ketiadaan yang imajiner,
Lebih kepada ketiadaan yang imajiner,
Aku tahu dengan pasti, kau menembus batas kulminasi keindahan masa kini
Entah bagaimana ...
Dalam perbincangan nama-nama kebaikan
Entah bagaimana ...
Dalam perbincangan nama-nama kebaikan
Bibirnya dan Bibirku tersenyum lebar
“Engkau tidak butuh daya tarik seksual”
Sungguh betapa kejamnya Tuhan ketika menciptakan keindahan
Ranu Kumbolo, sukar dilupakan
Aku mencintai mu,
Sungguh betapa kejamnya Tuhan ketika menciptakan keindahan
Ranu Kumbolo, sukar dilupakan
Aku mencintai mu,
Sepanjang ingatanku
#Kalimati
Kain putih yang memeluk ketinggian kayu
Disana ada sebuah pintu masuk menuju kerajaan gaib
Kau percaya ? Kuharap Iya
(Lagi) setetes air di Sumber mani
Di jaga oleh mereka yang berloreng
Di larang melempar kata-kata, apalagi benda
Ada jalan sempit, luas, dan yang tidak tampak dalam hutan
Kain putih yang memeluk ketinggian kayu
Disana ada sebuah pintu masuk menuju kerajaan gaib
Kau percaya ? Kuharap Iya
(Lagi) setetes air di Sumber mani
Di jaga oleh mereka yang berloreng
Di larang melempar kata-kata, apalagi benda
Ada jalan sempit, luas, dan yang tidak tampak dalam hutan
Bahasa tidak boleh dipaksakan, kata mereka
#Arcopodo – Mahameru
Taken by @mikeapril |
“Demi diriku”
“Demi diriku”
“Demi diriku”
BUKAN
Puncak para dewa
Tanah tertinggi dipulau Jawa
Tahta Mahameru, maafkan menjumpa tanpa mengundang
Terimakasih kepada Gusti Alam
“Demi diriku”
“Demi diriku”
BUKAN
Puncak para dewa
Tanah tertinggi dipulau Jawa
Tahta Mahameru, maafkan menjumpa tanpa mengundang
Terimakasih kepada Gusti Alam
0 komentar:
Posting Komentar