Diruang persegi
ini, dan kaca yang sudah pecah merengek meminta penyatuan abadi,
Bersama mereka yang datang dan pergi, pulang dan kembali kepada illahi.
Bersama mereka yang datang dan pergi, pulang dan kembali kepada illahi.
Aku ingin diam
selamanya tapi tetap hidup,
Ketika mereka
hanya bilang "ini tantangan bagi lelaki",
Dan aku katakan
bahwa “inilah inspirasi bagi perempuan”.
Mengapa harus
bersaing ? Dan maju diantara desakan atas nama pembelaan.
Vonis sudah
berlaku, jauh sebelum aku mengenal apa itu ….(titik-titik)
Suatu saat aku
akan menyesal,
Menyesal karena
telah menyesal menjadi bagian dari apa yang pernah diucapkan oleh
ramalan-ramalan sinting yang sudah kadaluarsa.
Sebab aku tahu, ada yang lebih menderita.
Aku kapas busuk yang sudah lapuk bersama
tanah.
Tetapi aku siap untuk esok kembali menantang
kenyataan
Meruntuhkan tembok
ketidakmungkinan.
Rumah bagi
misandry adalah kesepian. Semoga lekas sembuh.
Yk, 2016
Kepada para wanita aku berpesan,
Hendaklah menilai, menilik, dan memperbaharui hidup ini
Tentang siapa yang menggandeng lengan atau mengayun kaki bersama
Hendaklah menilai, menilik, dan memperbaharui hidup ini
Tentang siapa yang menggandeng lengan atau mengayun kaki bersama
Perlu dipertanyakan kejelasan, yah itu dia kejelasan .
Apa maksud anda semua ini kepada ku ?
Apa hanya untuk bermain semata
Kalau lah kita ber visi misi hidup sebanding, berjalanlah disamping
ku
Kalau lah hanya untuk berdikte bersama, untuk habiskan waktu yang
tersia-sia itu
Tunggu saja aku di belakang pintu.
Biarkan diriku berfokus pada terdidik, pada masa yang dinikmati
Tanpa aku mengenalmu siapa, siapa sebenarnya kau
Apa seperti yang diceritakan orang-orang
Atau seperti apa yang selama ini ku
curigakan
Dan jawab itu dengan jelas,
Kekasihku…
Yk, 2016
Aku
menari pada ritme senar gitar
Memaafkan
sang laki-laki karena keraguan
Aku
adalah perempuan
Uterus
yang rakus, monster jalang, binatang sialan
Ia tidak
pernah merasa puas !
Ia lebih
kuat, tak tertandingi,
dan
lebih lapar dibanding kita dalam hal perjuangan
Perempuaan-perempuan
bersaksi
tidak
peduli apakah ia bahagia atau tertekan
Merasa
korban alam semesta atau penakluk pejantan
Kenyataan
pada dua tubuh yang terpisah
Kami
Srikandi yang dibebaskan
Konon
perempuan yang dikatakan indah itu malah dieksploitasi
Dibalik
nada pembelaan emansipasi
Ketimpangan
kian menjadi-jadi
Setapak
perempuan keluar pagar
Ia
dihujani celaan
Tradisi
yang semakin membelenggu
Wejangan
berulang-ulang
Mustahil
Berharap tepukan dipunggung sebagai
pengemudi kehidupan
Mengapa perempuan tidak memimpikan
kekuasan ?
0 komentar:
Posting Komentar